
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai... (Matius 13:29-30)
Percikan Hati:
Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama-sama sampai waktu menuai... (Matius 13:29-30)
Di zaman dulu, semua negara dihuni oleh bangsa yang nyaris seasal, sama. Sekarang, ada negara yang penghuni aslinya hampir tak ada lagi. Negara yang demikian terdiri dari berbagai ras, bangsa dan suku. Semua manusia di negara itu tumbuh bersama...
Injil hari ini mencatat Yesus memberi perumpamaan tentang lalang yang tumbuh di tengah gandum. Tak ada seorang pun yang senang melihat lalang di ladangnya. Lalang tak berguna, selain untuk dibakar saja! Maka melihat ladang majikan ditumbuhi lalang, para hambanya jadi sedih. Mereka siap mencabut lalang itu. Tetapi, tuan mereka bersikap tak terduga, “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai!”
Demikianlah sikap Yesus. Ia tahu bahwa di bumi ini ada banyak manusia-lalang. Ada juga yang sengaja menaburkan lalang. Majikan bumi ini mengetahuinya. Ia tahu bahwa diri-Nya dan ‘ladang’-Nya diincar banyak orang untuk mengacau, menghancurkan, memorak-porandakan, mencerai-beraikan.
Namun, dengan tumbuh bersama, manusia-gandum bisa juga belajar banyak, antara lain menyadari keanekaragaman, kekurangan dan kelebihan sesamanya, belajar menerima, toleran, tidak menilai dirinya sendiri ‘terbaik’, lebih mudah mengampuni. Usaha untuk tumbuh bersama jauh lebih baik daripada mencabuti lalang secara membabi-buta. Sungguhkah kita ini benih ‘gandum’? Jika kita terus memandang orang lain sebagai lalang serta bernafsu mencabutnya, jangan-jangan kitalah lalang itu!
Salam dari Wisma Hati Kudus, Purworejo..
Berkah Dalem..