Percikan Hati:

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." (Matius 15:28)

“Segala masalah kita akan mencair di hadapan doa yang tekun, laksana salju di hadapan matahari. Doa menjadi kekuatan kita. Kita yang adalah pengemis dapat meminta segala sesuatu kepada Allah. Kita percaya, bahwa kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan jika kita memintanya dengan iman yang hidup dan hati yang suci.” Ini adalah nasehat St. Yohanes Maria Vianey, yang besok kita peringati wafatnya.

Dalam Injil hari ini dikisahkan ada seorang wanita kafir dari Kanaan, kaum marginal (terpinggirkan), direndahkan, tetapi ia beriman sejati. Dia punya ketangguhan yang luar biasa.  Yesus berkata bahwa ibu ini memiliki iman yang besar.  Sepertinya ada 4 fase yang ibu ini alami sebelum ia mendapat predikat dari Tuhan Yesus iman yang besar:

Pertama, Tuhan Yesus diam, tidak menjawab.  Kedua, diusir (para murid meminta Yesus menyuruhnya pergi). 

Ketiga, direndahkan (Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Dan keempat dia dinjak harga dirinya (diumpamakan anjing)..

Namun ibu ini memiliki ketekunan dalam memohon kepada Yesus dan tidak menyerah. Yang dia pikirkan hanya kesembuhan anaknya. Dan dengan rendah hati ia terus memohon: “Tuhan, tolonglah aku! Dia terus mendekati Yesus, yang tetap diam dan menyembah (tersungkur di kaki Yesus) meski hendak diusir, dan puncaknya justru dia merasa bahwa ada anjing yang menjadi piaraan kesayangan tuan yang berhak mendapat remah-remah roti sebagai berkat...

Sangat luar biasa sikap atau cara kerja ibu ini untuk memperjuangkan anaknya dan akhirnya berhasil untuk memperoleh kesembuhan.Bahkan dikatakan Yesus kepadanya BESAR IMANMU.

Kita patut meneladani sikap ibu ini meminta kepada Tuhan. Adakah kita tekun berdoa? Atau menyerah (ngambek) saat dirasa Yesus diam? Adakah kita rendah hati dalam berdoa? Ataukah kita mau mengatur Tuhan?

Salam dari Wisma Hati Kudus, Purworejo..

Berkah Dalem…