Hal berdoa
Percikan Hati:
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, "Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah…” (Matius 6:7)
Saya teringat perjumpaan dengan Mgr. Prajasuta, MSF (alm) pada Desember 2009 di sebuah pertemuan ME di Tegal. Waktu itu beliau baru saja pensiun (emeritus) sebagai Uskup Banjarmasin. Beliau berkata: “Saya bangga bahwa selama 25 tahun sebagai uskup tidak ada satu pun imam saya di keuskupan yang mengundurkan diri (meninggalkan imamatnya)!” Saya berguman: “Luar biasa!” dan saya pun bertanya bagaimana bisa, Bp. Uskup menjawab: “Umatku di seluruh keuskupan, berdoalah untuk para imammu; Tuhan berkatilah para imam kami dan kuatkanlah mereka lalu disambung dengan ‘Bapa Kami’, ‘Salam Maria’ 3x”
Injil hari ini mengisahkan Yesus mengajari murid-murid-Nya berdoa. Doa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai orang beriman. Apakah arti berdoa? Berdoa antara lain berarti berkomunikasi dengan Tuhan, menjalin persahabatan dengan Tuhan. Doa adalah ungkapan yang tulus dan ikhlas yang berasal dari hati. Doa yang relevan mengalir dari pengalaman hidup riil sekaligus mengungkapkan penghayatan hidup kita sebagai orang beriman. Dengan demikian, seluruh hidup kita sesungguhnya unsur penting yang mengisi kualitas doa.
Ajaran Yesus tentang doa menunjukkan semua itu. Doa yang mengalir dari pengalaman hidup kita justru tidak membutuhkan kata yang bertele-tele, bisa hanya dalam keadaan diam, hening di hadapan Allah. Yesus, dengan doa "Bapa Kami" mengajari kita berdoa, namun doa ini bukanlah semata-mata doa verbal untuk dihafal. Kebesaran Tuhan tidak hanya terungkap atas terkabulnya doa kita, tetapi atas kekuatan yang Dia berikan sehingga kita mampu menghadapi kesulitan hidup. Doa Bapa kami yang diajarkan Yesus menjadi pola dan pegangan hidup kita
Salam dari Wisma Hati kudus, Purworejo..
Berkah Dalem..
SLB/B-C KASIH BUNDA